Faktor-Faktor Pendorong Pengembangan Pariwisata dan Peranannya dalam Pertumbuhan Ekonomi

Penulis bersama teman kuliah saat berada di perpustakaan.

Oleh La Taya 

DEWASA ini maupun pada masa yang akan datang, kebutuhan untuk berwisata akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia, serta perkembangan penduduk dunia yang semakin membutuhkan refressing akibat dari semakin tingginya kesibukan kerja.


Menurut Fandeli (1995:50-51) faktor yang mendorong manusia berwisata adalah: 1) keinginan untuk melepaskan diri tekanan hidup sehari-hari di kota, keinginan untuk mengubah suasana dan memanfaatkan waktu senggang; 2) kemajuan pembangunan dalam bidang komunikasi dan transportasi; 3) keinginan untuk melihat dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru mengenai masyarakat dan tempat lain; 4) meningkatnya pendapatan yang dapat memungkinan seseorang dapat dengan bebas melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggalnya.


Faktor-faktor pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia menurut Spilane (1987:57), adalah : 
  1. Berkurangnya peranan minyak bumi sebagai sumber devisa negara jika dibanding dengan waktu lalu; 
  2. Merosotnya nilai eksport pada sektro nonmigas; 
  3. Adanya kecenderungan peningkatan pariwisata secara konsisten; 
  4. Besarnya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia bagi pengembangan pariwisata.

Situasi dan kondisi sosioekonomi Indonesia saat ini, yang memperlihatkan bahwa  semakin berkurangnya lahan pertanian dan lapangan pekerjaan lainnya serta semakin rusaknya lingkungan akibat kegiatan manufaktur dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya yang mengeksploitasi sumberdaya alam, maka pariwisata perlu dikembangkan sebagai salah satu sumber produksi andalan. Sektor pariwisata selain dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, juga tidak merusak lingkungan bahkan sebaliknya merangsang pelestarian lingkungan hidup. Hal ini dapat dimengerti karena pengembangan pariwisata tidak dapat dipisahkan dari lingkungan hidup sebagai salah satu sasaran atau obyek wisata.

Dari laporan dan analisis World Tourism Organization (WTO) diperoleh bahwa sumbangan pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja. Disebutkan bahwa dari setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya berasal dari sektor pariwisata. Diduga pula bahwa daya serap tenaga kerja pada sektor pariwisata lebih besar di negara-negara berkembang (Suara Pembaruan, 28 Pebruari 1998). Selain itu, pariwisata dapat membuka pasar baru bagi produksi pertanian dan hasil kerajinan rumah tangga yang masih tradisonal maupun usaha-usaha jasa seperti tukang pijit, penginapan, transportasi dan guide yang dengan sendirinya membuka peluang kerja baru bagi para pencari kerja yang terus meningkat setiap tahun, serta meningkatkan output negara.
 
Sehubungan perekonomian negara, sektor pariwisata terbukti telah memberikan kontribusi yang cukup pada perolehan devisa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan devisa negara pada tahun 1995, pariwisata menempati urutan ketiga setelah migas dan tekstil, dengan devisa sebesar 5.228,4 juta dollar AS. Sebelumnya tahun 1994 berada pada posisi keempat setelah migas, tekstil dan kayu olahan, dengan devisa sebesar 4.785,1 juta dollar AS (Kedaulatan Rakyat, 21 Agustus 1998). Ditambahkan pula bahwa terhadap GDP Indonesia, sektor pariwisata juga memainkan peranan yang penting. Hasil studi World Travel and Tourism Council (WTTC) menyimpulkan bahwa pertumbuhan kontribusi pariwisata terhadap GDP rata-rata sebesar 8% dan merupakan yang tercepat di dunia.

1 komentar:

Mark mengatakan...

kita juga punya nih artikel mengenai 'pariwisata', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
PARIWISATA
terima kasih

Posting Komentar